High Five - Antara Kamu dan Kopi Favoritku

KULMINASI PODCAST

Kalo lagi menikmati kopi racikan sendiri, seringkali bawaannya takjub dan ge er, "beuh, aromanya dahsyat menn!"

Apalagi di saat hujan, dengan racikan 60% robusta plus 40% arabica, pas mengalir di lidah rasanya bener2 WOW 😍

Tapi gimana sih menghasilkan kopi istimewa itu?

Sebenarnya butuh banyak perlakuan. Dan salah satu yg penting adalah menjaga kemasan.

Kopi harus dikemas dg sangat rapat dlm wadah minimal alumunium foil. Jangan plastik transparan, karena tdk memenuhi standar penyimpanan.

Jika kemasan kopi baik, maka cita rasa dan aroma akan terjaga. Kalau penyimpanan gak bagus, kemasannya terbuka, maka citarasa dan aroma akan tersebar bersama udara. Dan ketika diseduh mengurangi sensasi nikmat rasanya, ugh sayang banget😖

Bicara tentang kemasan saya jadi ingat salah satu makhluk yg istimewa, wanita. Para wanita kalo ngurusin "kemasan" atau pakaian, mereka bener-bener ribet, ya ujung-ujungnya karena pengen tampil wow. Mulai dari padu padan warna, model, hingga ngepasin dengan asesoris lain. Bagi saya, itu emang ribet. Dan most of men berpikir seperti itu. Bahkan sampe bilang, udahlah, pakai baju itu nggak usah ribet. Tapi mau diapakan lagi? Sesimpel apapun pakaiannya, memang seperti itulah fitrah wanita. Mereka suka dengan kecantikan, keserasian, keribetan. Yaudah biarin aja, asal nggak keluar koridor syariat. Lagipula, laki-laki diciptakan untuk memimpin wanita. Namanya pemimpin itu, wajib memahami dan mengarahkan. Memahami kodrat dia dan mengarahkan fitrahnya untuk tetap berada di jalan Allah.

Kembali ke urusan kopi. ada loh kesamaan antara "kemasan" kopi dan kaum hawa, yaitu harus sama2 baik dan menutup rapat. Gak boleh menerawang karena gak sesuai standar. Nah bagi wanita, kemasan mereka yg terbaik, disebut "jilbab", yaitu baju luar yg menutupi seluruh tubuh, dan ditambah mihnah dan khimar/ kerudung.

Syariat menetapkan wajibnya jilbab bagi kaum hawa hikmahnya untuk menjaga mereka. Agar mereka nggak diganggu "lalat", agar juga aroma mereka nggak pudar atau justru terkontaminasi aroma lain.

Kalau sekarang ramai2 para wanita di jalan pake masker, Imam As-Syafi'ie sudah menentukan bahwa cadar itu wajib, atau minimal sunnah.

Jadi kalo ada yg pake masker biar terhindar debu, kenapa gak pake cadar sekalian biar bebas debu dan pahala didapat?

Hmm kak, tapi ada tuh, bu nyai yang bilang jilbab gak wajib?

Ya biarin. Pedoman kita bukan orang jaman now, tapi Quran, hadits, dan kitab2 ulama' salaf.

Al-Ahzab 59 memerintahkan para wanita memakai jilbab ketika keluar rumah. Nash nya jelas. Bahkan dalam tafsirnya juga tegas, Imam At-thobari menyampaikan:

Allah memerintahkan para wanita beriman, jika mereka keluar dari rumah agar menutup kepala mereka dengan jilbab. (Tafsir al-Thabary jilid 19 p. 181)

bahkan kitab Sullam at-Taufiq, juga Majmuk Nawawi dijelaskan aurat perempuan adalah seluruh tubuhnya bahkan suaranya, kecuali wajah dan telapak tangan ketika sholat.

Kalau Quran Hadits n kitab2 fiqih sudah memutuskan spt itu, maka terima saja. Kalo masih ngotot pake pendapat berlawanan, justru dapat dosa ganda.

1. Dosa gak pake jilbab

2. Dosa membolehkan sesuatu yg diharamkan Allah.

Jadi mari kita taat syariat biar selamat.

--- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/kulminasi-podcast/message