Lika-liku Aktivis Anti Hoaks, Agar Netizen Cerdas Olah Informasi Digital
Manage episode 325192478 series 3173124
Berdasarkan laporan We Are Sosial, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 191 juta orang, meningkat 12,35% dibandingkan tahun 2021. Sayangnya, keaktifan orang Indonesia di media sosial berbanding terbalik dengan tingkat literasi alias minat bacanya kurang. Hal ini berdasarkan survei Program for International Student Assestment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development di tahun 2019 yang menyebutkan negara kita ini berada di peringkat 62 dari 70 negara yang disurvei. Jadi bisa dibilang orang Indonesia memang sudah melek internet, tapi masih rabun membaca.
Tidak heran jika peredaran konten negatif seperti hoax dan berbagai modus penipuan gampang ditelan bulat-bulat karena tidak ada keinginin untuk check and recheck fakta yang ada. Bahkan, terkadang tangan lebih cepat berkomentar hanya cuma melihat berita dari judulnya saja. Hal ini membuat platform media sosial bukan hanya dibanjiri dengan konten positif, tetapi juga ditenggelamkan dengan konten negatif.
Pada Agustus 2018 hingga 30 November 2021, Kemkominfo telah menghapus lebih dari 2,6 juta konten negatif yang terdiri dari 1.536.345 konten di situs internet dan 1.088.404 konten di media sosial. Dari 2,6 juta konten tersebut, pornografi berada di peringkat teratas dengan lebih dari 1 juta konten dan Twitter menjadi platform yang paling mendominasi beredarnya konten negatif, disusul dengan Facebook, Instagram, dan WhatsApp.
Kami mengundang aktivis antihoaks Astari Yanuarti yang merupakan co-founder Redaxi. Astari kami undang untuk berbagi insight mengenai fenomena pemanfaatan media sosial, terutama bagaimana agar netizen lebih cerdas mengolah informasi digital.
Dengarkan terus podcast #Gizmotalk persembahan Gizmologi dengan follow di platform podcast kesayangan kamu.
57 epizódok